My FLP, My First Love

Jumat, 15 April 2016

Sakinah Bersamamu

Turunnya seorang bidadari (baca: pasangan) atau jodoh memang rahasia Allah. Dan, banyak orang bilang, “Jodoh itu di tangan Allah.” Sambil bergurau saya membalas, “Iya betul. Dan jodoh itu akan tetap di tangan Allah, selagi kita tidak berusaha mengambilnya.”

Banyak orang yang menunda menikah, karena alasan belum punya pekerjaan tetap, rumah, isi rumah, mobil, dan lain-lain. Padahal makin bertambah umur, makin banyak pertimbangan. Kalau boleh saya menyarankan, jangan takut untuk menikah. Luruskan niat menikah itu karena Allah dan segerakan. Sepanjang kita masih berikhtiar, Allah pasti mencukupkan rezeki kita, istri kita, dan anak-anak kita. Justru dengan menikah pintu rezeki akan lebih terbuka.

Menikah itu menyempurnakan setengah agama. Maka yang sudah menikah sempurnalah agamanya. Saya yang menikah September 2015 lalu, Alhamdulillah banyak keberkahan setelah menikah. Nikmat bertambah banyak dan rezeki yang tidak di sangka-sangka. Allah memang selalu menepati janjinya.

Bersama pasangan, saya bisa berbagi, bercerita, bahkan mendesain masa depan yang diinginkan. Kalau masih sendiri, mau mendesain masa depan sama siapa? Hehehe.

Bagi saya istri adalah teman curhat, motivator saat sedang down, dan sahabat yang ada dalam suka dan duka. Selalu bersinergi dengan istri adalah hal yang perlu dilakukan. Dan jika ditelusuri, sesungguhnya karya-karya besar orang sukses lahir ketika seluruh energi di dalam dirinya bersinergi dengan sumber energi di luar dirinya, yakni dukungan dari orang-orang terdekat. Bagi seorang suami, istri adalah salah satu sumber energi itu.

Istri, di samping sebagai sandaran emosional, juga sebagai penyangga spiritual. Dialah yang siap berbagi tanpa pura-pura dan pamrih. Karunia istri, menurut Al-Qur`an, sama berharganya dengan kejadian dunia dan seisinya (Ar-Ruum: 16-30). Subhanallah!

Tentu, sakinah dalam kehidupan rumah tangga adalah yang paling diidamkan. Maka, kita harus berpartner dengan baik bersama pasangan. Selain itu, saya kira, Rasulullah adalah suri tauladan yang paling baik untuk dicontoh bagi setiap pasangan.

·         Kalau ada pakaian yang koyak,Rasulullah menambalnya sendiri tanpa perlu menyuruh isterinya. Beliau juga memerah susu kambing untuk keperluan keluarga maupun untuk dijual.

·         Setiap kali pulang ke rumah,bila dilihat tiada makanan yang sudah siap di masak untuk dimakan, sambil tersenyum baginda menyingsingkan lengan bajunya untuk membantu isterinya di dapur. Sayidatina ‘Aisyah menceritakan ‘Kalau Nabi berada di rumah,beliau selalu membantu urusan rumahtangga.’

·         Jika mendengar azan, beliau cepat-cepat berangkat ke masjid,
dan cepat-cepat pula kembali sesudah selesai sembahyang.

·         Pernah baginda pulang pada waktu pagi.Tentulah baginda teramat lapar waktu itu..Tetapi dilihatnya tiada apa pun yang ada untuk sarapan.Yang mentah pun tidak ada kerana Sayidatina ‘Aisyah belum ke pasar.Maka Nabi bertanya, ‘Belum ada sarapan ya Humairah?’ (Humairah adalah panggilan mesra untuk Sayidatina ‘Aisyah yang bererti ‘Wahai yang kemerah-merahan ’) Aisyah menjawab dengan agak serba salah,‘Belum ada apa-apa wahai Rasulullah.’ Rasulullah lantas berkata,‘Jika begitu aku puasa saja hari ini.’ tanpa sedikit tergambar rasa kesal di raut wajah baginda.

·         Sebaliknya baginda sangat marah tatkala melihat seorang suami sedang memukul isterinya. Rasulullah menegur,‘Mengapa engkau memukul isterimu?’ Lantas dijawab dengan agak gementar, ‘Isteriku sangat keras kepala! Sudah diberi nasihat dia tetap begitu juga, jadi aku pukul lah dia.’‘Aku tidak menanyakan alasanmu,’ sahut Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam,.‘Aku menanyakan mengapa engkau memukul teman tidurmu dan ibu dari anak-anakmu?’

·         Pernah baginda bersabda,’sebaik-baik lelaki adalah yang paling baik, kasih dan lemah lembut terhadap isterinya.’ Prihatin,sabar dan rendah hati baginda dalam menjadi ketua keluarga langsung tidak sedikitpun menurunkan kedudukannya sebagai pemimpin umat.

Masya Allah begitu agungnya Nabi. Saat ini saya ingin mengatakan untuk dia (istri saya): Bersamamu aku kuat, bersamamu aku berani, bersamamu aku ingin melangkah, bersamamu aku di jalan-Nya, aku ingin sakinah bersamamu.


Apen S.McCalister


3 komentar:

  1. Baguuus pen.. Lanjutkan karya mu... Semogga sllu samawa yah bersma istri tercinta.amien

    BalasHapus
  2. Baguuus pen.. Lanjutkan karya mu... Semogga sllu samawa yah bersma istri tercinta.amien

    BalasHapus