My FLP, My First Love

Sabtu, 16 April 2016

Desir-Desir Cinta

Pernah tidak sih Anda jatuh cinta atau kasmaran? Bagaimana rasanya? Pasti berjuta-juta rasanya, ya. Sesungguhnya, manakala kita kasmaran terhadap seseorang, inilah tanda-tandanya:
·         Kita akan menyebut-nyebut namanya.
·         Kadang hati kita bergetar saat menyebut atau mendengar namanya.
·         Kita akan mencari tahu tentang orang tersebut.
·         Kita akan berusaha menuruti dan tidak mengecewakan orang tersebut.
·         Kalau satu pun tidak ada, mungkin itu bukti ketiadaan cinta kepada orang tersebut.
Sungguh, kelak kita akan dikumpulkan dengan orang-orang yang kita cintai, walaupun kita belum pernah bertemu dengan orang-orang tersebut. Oleh karenanya, pastikan kita mencintai orang-orang yang benar. Tatkala kita mencintai seseorang, maka kita akan senantiasa menyebut-nyebut namanya. Dengan senang hati pula kita menuruti kata-katanya, juga membelanya. Dan manakala orang lain menyebut namanya, hati kita langsung bergetar! Itulah desir-desir cinta!
Pertanyaannya, pernahkah hati kita bergetar begitu menyebut namanya? Kalaulah tidak pernah, mungkin itu bukti ketiadaan cinta kepadanya. Demikianlah, sesuatu yang tak terindra, kemungkinan itulah yang berharga, seperti iman, ikhlas, ridha, berkah, dan cinta. Sosok yang satu ini sudah semestinya menjadi orang yang paling kita cintai. Bukan ayah kita, bukan ibu kita, bukan istri kita, bukan pula anak kita, apalagi pacar, bukan. Lantas, siapakah dia? Tidak lain, dia adalah Nabi Muhammad, teladan yang amat terpelihara.
Saya sendiri belum bisa membuktikan cinta saya kepada baginda, tapi baginda sendiri sudah membuktikan cintanya pada saya.
Di sebuah musim haji, Nabi memberika pesan-pesan untuk terakhir kalinya. Peristiwa ini disebut haji wada’ atau haji perpisahan dengan Nabi. Bagi sebagian besar sahabat, ini adalah pertemua terakhir. Dalam suasana yang penuh haru itu, Nabi pun meminta maaf kepada sahabat-sahabatnya. Dan apabila ada yang merasa pernah disakiti oleh Nabi, maka dipersilahkan untuk membalas (qishash). Mendengar ini, seeorang langsung berdiri. Ia mengaku, saat berperang, tubuhnya sempat tercampuk oleh Nabi. Tercambuk, bukan dicambuk. Karena orang itu ingin menuntut balas, lantas Nabi menyuruh seseorang mengambil cambuknya.
Dalam beberapa saat, Nabi telah bersiap untuk dicambuk. Tapi orang itu tidak bergerak. Dia mengaku lagi, saat tercambuk oleh Nabi, punggungnya sedang terbuka, tidak mengenakan baju. Tanpa membantah, Nabi pun membuka bajunya. Saat itu orang-orang menahan napas, karena tidak tega dengan pembalasan itu. Bahkan Umar sempat menawarkan diri agar punggungnya saja yang dicambuk sebagai ganti, namun tawaran itu ditolak oleh Nabi.
Apa yang kemudian terjadi? Tahu-tahu orang siap-siap mencambuk itu melepaskan cambuknya. Alih-alih mencambuk, ia malah mendekati dan memeluk Nabi erat-erat, seraya berkata, “ Aku rindu untuk menempelkan kulitku dengan kulitmu, ya Nabi.” Detik itu juga semua orang meneteskan air mata. Terlebih-lebih lagi saat Nabi mengatakan, “Inilah ahli surga.” Sedemikian hebat kecintaan orang itu terhadap Nabi. Sampai-sampai Nabi menjanjikan surga kepadanya karena kecintannya itu.
Ingat-ingat pula detik-detik menjelang wafatnya Nabi. Tatkala Nabi merasakan perih karena sakaratul amut, serta merta ia berdoa, “Ya Allah, sakit nian sakaratul maut ini, maka timpakan saja semua sakit ini kepadaku, jangan kepada umatku.” Terus, saat ruh hampir berpisah, ternyata orang yang disebut-sebut oleh Nabi itu bukan istrinya, bukan anaknya, bukan pula sahabatnya. Rupa-rupanya Nabi menyebutkan, “Umatku. Umatku. Umatku.” Subhanallah, ternyata orang yang disebut oleh Nabi itu adalah kita! Betapa besar kecintaan Nabi kepada kita! Mungkin kita belum mencintai Nabi, namun Nabi sangat mencintai kita! Tidak pantaskah orang seperti ini memperoleh cinta dari kita?

Saya sangat mencintaimu, ya Nabi. Saya ingin berkumpul bersamamu dan bersama orang-orang yang saya cintai di surga nanti. I want to hug you, and I want to be with you in jannah.

Apen S. McCalister

Tidak ada komentar:

Posting Komentar