My FLP, My First Love

Kamis, 21 April 2016

Kaya? siapa takut

Tulisan ini saya ketik di kamar tercinta. Yah, sambil baca-baca buku dengan segelas susu coklat. Mantap, kan? Ya sudah kita mulai, baca yang teliti, ya!

Siapa sih yang tidak ingin kaya? Semua manusia pasti ingin kaya. Termasuk saya. Heheheh.
Boleh tidak sih menjadi orang kaya? Ya boleh, Nabi Muhammad saja kaya, istrinya (Khadijah) juga kaya, Umar bin Khattab kaya, Usman bin Affan apa lagi. Nabi juga pernah berpesan: “Kekayaan tidak membawa mudharat bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah swt.”
Ah, orang kayak kan sombong-sombong, belum lagi di akhirat nanti dihisabnya lama. Mungkin itu pikiran negatif Anda saja. Tergantung siapa yang megang uangnya dulu. Kalau saya sih baik dan tidak sombong. Hehehehe.
“Kefakiran dekat dengan kekufuran.” Ada yang mengatakan kalimat ini hadist. Ada pula yang mengatakan kalimat ini bukan hadist. Yang jelas, itu telah menjadi fenomena belakangan ini. Yah, lihat saja, betapa banyak orang yang menggadaikan imannya, karena kemiskinan dan kelaparan yang mendera dirinya dan keluarganya. Maka terbuktilah kalimat tersebut, “Kefakiran dekat dengan kekufuran.” Pastikan saja itu tidak menimpa kita, keluarga kita, dan orang-orang di sekitar kita.
Lalu bagaimana memaknai harta?
Saat kita berproses menjadi orang kaya, sebagian orang mungkin nyinyir dan menyindir. Maka sanggahlah:
·         Sindiran: karena harta, orang bisa putus persaudaraan.
·         Sanggahan: justru dengan harta, kita bisa membantu saudara dan sesama.
·         Sindiran: karena harta, orang bisa sombong.
·         Sanggahan: justru tanpa harta, orang bisa kufur bahkan kafir.
·         Sindiran: harta tidak dibawa mati.
·         Sanggahan: karena itulah, ketika mati, tinggalkan warisan dan wakaf yang banyak.
·         Sindiran: uang tidak bisa dibawa ke kubur.
·         Sanggahan: tapi pemakaman perlu uang yang tidak sedikit, terutama di kota besar.
·         Sindiran: kalau kaya harta, akan memperlama hisab.
·         Sanggahan: justru kalau hartanya digunakan untuk kebaikan, maka mempercepat masuk surga dan boleh memilih pintu surga.

Kita boleh kaya, harta kita dibelanjakan di jalan Allah, rasanya pintu surga akan menjadi milik kita.



Terima kasih, salam-Apen S. McCalister

Tidak ada komentar:

Posting Komentar