Turunnya
seorang bidadari (baca: pasangan) atau jodoh memang rahasia Allah. Dan, banyak
orang bilang, “Jodoh itu di tangan Allah.” Sambil bergurau saya membalas, “Iya
betul. Dan jodoh itu akan tetap di tangan Allah, selagi kita tidak berusaha
mengambilnya.”
Banyak
orang yang menunda menikah, karena alasan belum punya pekerjaan tetap, rumah,
isi rumah, mobil, dan lain-lain. Padahal makin bertambah umur, makin banyak
pertimbangan. Kalau boleh saya menyarankan, jangan takut untuk menikah. Luruskan
niat menikah itu karena Allah dan segerakan. Sepanjang kita masih berikhtiar,
Allah pasti mencukupkan rezeki kita, istri kita, dan anak-anak kita. Justru dengan
menikah pintu rezeki akan lebih terbuka.
Menikah
itu menyempurnakan setengah agama. Maka yang sudah menikah sempurnalah
agamanya. Saya yang menikah September 2015 lalu, Alhamdulillah banyak
keberkahan setelah menikah. Nikmat bertambah banyak dan rezeki yang tidak di sangka-sangka.
Allah memang selalu menepati janjinya.
Bersama
pasangan, saya bisa berbagi, bercerita, bahkan mendesain masa depan yang
diinginkan. Kalau masih sendiri, mau mendesain masa depan sama siapa? Hehehe.
Bagi
saya istri adalah teman curhat, motivator saat sedang down, dan sahabat yang
ada dalam suka dan duka. Selalu bersinergi dengan istri adalah hal yang perlu
dilakukan. Dan jika ditelusuri, sesungguhnya karya-karya besar orang sukses
lahir ketika seluruh energi di dalam dirinya bersinergi dengan sumber energi di
luar dirinya, yakni dukungan dari orang-orang terdekat. Bagi seorang suami,
istri adalah salah satu sumber energi itu.
Istri,
di samping sebagai sandaran emosional, juga sebagai penyangga spiritual. Dialah
yang siap berbagi tanpa pura-pura dan pamrih. Karunia istri, menurut Al-Qur`an,
sama berharganya dengan kejadian dunia dan seisinya (Ar-Ruum: 16-30).
Subhanallah!
Tentu,
sakinah dalam kehidupan rumah tangga adalah yang paling diidamkan. Maka, kita
harus berpartner dengan baik bersama pasangan. Selain itu, saya kira,
Rasulullah adalah suri tauladan yang paling baik untuk dicontoh bagi setiap
pasangan.
·
Kalau ada pakaian yang koyak,Rasulullah
menambalnya sendiri tanpa perlu menyuruh isterinya. Beliau juga memerah
susu kambing untuk keperluan keluarga maupun untuk dijual.
·
Setiap kali pulang ke rumah,bila dilihat
tiada makanan yang sudah siap di masak untuk dimakan, sambil tersenyum baginda
menyingsingkan lengan bajunya untuk membantu isterinya di dapur. Sayidatina
‘Aisyah menceritakan ‘Kalau Nabi berada di rumah,beliau selalu membantu urusan
rumahtangga.’
·
Jika mendengar azan, beliau cepat-cepat
berangkat ke masjid,
dan cepat-cepat pula kembali sesudah selesai sembahyang.
dan cepat-cepat pula kembali sesudah selesai sembahyang.
·
Pernah baginda pulang pada waktu
pagi.Tentulah baginda teramat lapar waktu itu..Tetapi dilihatnya tiada apa pun
yang ada untuk sarapan.Yang mentah pun tidak ada kerana Sayidatina
‘Aisyah belum ke pasar.Maka Nabi bertanya, ‘Belum ada sarapan ya
Humairah?’ (Humairah adalah panggilan mesra untuk Sayidatina ‘Aisyah yang
bererti ‘Wahai yang kemerah-merahan ’) Aisyah menjawab dengan agak serba
salah,‘Belum ada apa-apa wahai Rasulullah.’ Rasulullah lantas berkata,‘Jika
begitu aku puasa saja hari ini.’ tanpa sedikit tergambar rasa kesal di raut
wajah baginda.
·
Sebaliknya baginda sangat marah tatkala
melihat seorang suami sedang memukul isterinya. Rasulullah menegur,‘Mengapa
engkau memukul isterimu?’ Lantas dijawab dengan agak gementar, ‘Isteriku sangat
keras kepala! Sudah diberi nasihat dia tetap begitu juga, jadi aku pukul lah
dia.’‘Aku tidak menanyakan alasanmu,’ sahut Rasulullah Shallahu ‘alaihi
wassalam,.‘Aku menanyakan mengapa engkau memukul teman tidurmu dan ibu dari
anak-anakmu?’
·
Pernah baginda bersabda,’sebaik-baik
lelaki adalah yang paling baik, kasih dan lemah lembut terhadap isterinya.’
Prihatin,sabar dan rendah hati baginda dalam menjadi ketua keluarga langsung
tidak sedikitpun menurunkan kedudukannya sebagai pemimpin umat.
Masya
Allah begitu agungnya Nabi. Saat ini saya ingin mengatakan untuk dia (istri
saya): Bersamamu aku kuat, bersamamu aku berani, bersamamu aku ingin melangkah,
bersamamu aku di jalan-Nya, aku ingin sakinah bersamamu.
Apen S.McCalister
Baguuus pen.. Lanjutkan karya mu... Semogga sllu samawa yah bersma istri tercinta.amien
BalasHapusBaguuus pen.. Lanjutkan karya mu... Semogga sllu samawa yah bersma istri tercinta.amien
BalasHapusterima kasih nursiah...
BalasHapus