Tulisan ini saya ketik di kamar tercinta. Yah, sambil baca-baca buku dengan segelas susu coklat. Mantap, kan? Ya sudah kita mulai, baca yang teliti, ya!
Siapa sih yang
tidak ingin kaya? Semua manusia pasti ingin kaya. Termasuk saya. Heheheh.
Boleh tidak sih
menjadi orang kaya? Ya boleh, Nabi Muhammad saja kaya, istrinya (Khadijah) juga
kaya, Umar bin Khattab kaya, Usman bin Affan apa lagi. Nabi juga pernah
berpesan: “Kekayaan tidak membawa mudharat bagi orang-orang yang bertakwa
kepada Allah swt.”
Ah, orang kayak kan
sombong-sombong, belum lagi di akhirat nanti dihisabnya lama. Mungkin itu
pikiran negatif Anda saja. Tergantung siapa yang megang uangnya dulu. Kalau
saya sih baik dan tidak sombong. Hehehehe.
“Kefakiran dekat
dengan kekufuran.” Ada yang mengatakan kalimat ini hadist. Ada pula yang
mengatakan kalimat ini bukan hadist. Yang jelas, itu telah menjadi fenomena
belakangan ini. Yah, lihat saja, betapa banyak orang yang menggadaikan imannya,
karena kemiskinan dan kelaparan yang mendera dirinya dan keluarganya. Maka terbuktilah
kalimat tersebut, “Kefakiran dekat dengan kekufuran.” Pastikan saja itu tidak
menimpa kita, keluarga kita, dan orang-orang di sekitar kita.
Lalu bagaimana memaknai
harta?
Saat kita
berproses menjadi orang kaya, sebagian orang mungkin nyinyir dan menyindir. Maka
sanggahlah:
·
Sindiran: karena harta, orang bisa
putus persaudaraan.
·
Sanggahan: justru dengan harta,
kita bisa membantu saudara dan sesama.
·
Sindiran: karena harta, orang bisa
sombong.
·
Sanggahan: justru tanpa harta,
orang bisa kufur bahkan kafir.
·
Sindiran: harta tidak dibawa mati.
·
Sanggahan: karena itulah, ketika
mati, tinggalkan warisan dan wakaf yang banyak.
·
Sindiran: uang tidak bisa dibawa ke
kubur.
·
Sanggahan: tapi pemakaman perlu
uang yang tidak sedikit, terutama di kota besar.
·
Sindiran: kalau kaya harta, akan
memperlama hisab.
·
Sanggahan: justru kalau hartanya
digunakan untuk kebaikan, maka mempercepat masuk surga dan boleh memilih pintu surga.
Kita
boleh kaya, harta kita dibelanjakan di jalan Allah, rasanya pintu surga akan
menjadi milik kita.
Terima kasih,
salam-Apen S. McCalister
Tidak ada komentar:
Posting Komentar