3
cinta yang mengilhami manusia. Kurang lebih penjelasannya:
·
Apabila Anda melakukan sesuatu karena
keinginan-keinginan duniawi, inilah rational love.
·
Apabila Anda melakukan sesuatu karena
orang-orang yang dicintai, inilah emotional love.
·
Apabila Anda melakukan sesuatu karena
Allah, inilah spiritual love. Yah, mudahnya begini, Anda bekerja bersama Allah
dan bekerja untuk Allah.
Umpamanya, Anda
berkarier. Dan karena berkarier, Anda memperoleh uang, pangkat, harga diri, dan
pengakuan masyarakat. Jika ini semua adalah tujuan akhir Anda, maka itulah
rational love. Lain ceritanya kalau Anda berkarier dan Anda memasang tekad,
segala yang diperoleh dari karier itu untuk menafkahi keluarga. Mulai dari uang
sampai nama baik, semuanya untuk keluarga. Dengan kata lain, tujuan akhirnya
adalah keluarga. Maka itu adalah emotional love.
Lain lagi
ceritanya kalau Anda berkarier dan memasang tekad, segala yang dikerjakan
merupakan ibadah kepada Sang Pencipta. Dengan kata lain, tujuan akhirnya adalah
Sang Pencipta. Maka itu adalah spiritual love. Ini sesuai dengan petuah bijak
Buya Hamka, “Kalau sekedar kerja, kera juga kerja. Kalau sekedar makan, babi
hutan juga makan.” Manusia mesti lebih daripada itu. Menurut saya, manusia
mesti memiliki spiritual love.
Ingatlah baik-baik,
bilamana spiritual love diabaikan dan dilalaikan, amat mungkin orang itu
terperosok pada cinta yang salah, cinta yang menyusahkan. Katakanlah:
·
Maunya sih mencetak prestasi dan
aktualisasi diri (rational love). Namun lupa sama larangan-larangan Allah dan
ujung-ujungnya malah menyikut teman sekantor, menelikung mitra bisnis, dan
lain-lain. Maka berubahlah rational love itu menjadi cinta yang salah. Cepat
atau lambat saja, pastilah menyusahkan.
·
Maunya sih membuat keluarga bangga dan
bahagia (emotional love). Namun lupa sama perintah-perintah Allah dan
ujung-ujungnya malah korupsi di kantor, suap di bisnis, dan lain-lain. Maka
berubahlah emotional love itu menjadi cinta yang salah. Cepat atau lambat saja, pastilah menyusahkan.
·
Bukalah mata Anda lebar-lebar, ternyata
sejarah besar hanya bisa diukir oleh orang-orang besar yang membawa cinta yang
besar di hatinya dan itulah spiritual love.
Berikut ini adalah contoh-contoh
cinta yang salah:
·
Firaun (Ramses II) membangun
patung-patung besar, karena kecintaannya pada tahta dan harta. Yah, beginilah
akibatnya kalau rational love tanpa spiritual love. Berawal dari cinta yang
salah, akhirnya justru ia ditenggelamkan oleh Yang Maha Besar.
·
Adolf Hitler berjuang ke mana-mana demi
menguasai Eropa, karena kecintaannya pada ras dan kelompoknya. Beginilah
akibatnya kalau emotional love tanpa spiritual love. Berawal dari cinta yang
salah, akhirnya ia justru diburu di mana-mana.
·
Sebagian pejabat sibuk menyuap di
sana-sini, karena kecintaannya terhadap takhta dan harta. Beginilah akibatnya
kalau emotional love tanpa spiritual love. Berawal dari cinta yang salah,
akhirnya ia malah dicurigai dan diperiksa di sana-sini.
·
Sebagian pejabat sibuk mengakali proyek
di sana-sini, karena kecintaannya pada anak dan isterinya. Beginilah akibatnya
kalau emotional love tanpa spiritual love. Berawal dari cinta yang
salah,akhirnya keluarga dan kerabatnya malah menanggung malu disebabkan oleh
aib-aibnya di sana-sini.
·
Beberapa pengusaha sibuk menipu
orang-orang, karena kecintaanya pada asset dan omzetnya. Beginilah akibatnya
kalau emotional love tanpa spiritual love. Berawal dari cinta yang salah,
akhirnya pelanggan-pelanggan dan mitra-mitra malah sibuk menjauh darinya.
·
Sekali lagi sejarah besar hanya diukir
oleh orang-orang besar yang membawa cinta yang besar di hatinya dan itulah
spiritual love!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar